Gunungkelir

Senin, 07 Juli 2008

Batumarta Kini


Batumarta adalah lokasi transmigrasi 1978 di Sumsel, terdiri dari 16 Unit. Semula 8000 KK miskin struktural, kini sudah menjadi sekitar 15.000 KK yang kaya raya hasil dari karet mentah. Per bulan pendapatan rata-rata minimal Rp 100 M, seluruhnya melalui jasa tengkulak.

Sementara tanpa sadar, bahwa besarnya pendapatan amat tergantung pada kekuatan luar. Mulai dari banyaknya tengkulak sampai dengan harga yang ditentukan oleh pasar global dengan pola pembayaran tertunda setelah terjual di Palembang (sekitar 300 km). Membuat Pemda tidak berdaya untuk mengelola kekayaan tersebut. Akibatnya sulit melakukan “pembangunan daerah”. Dengan situasi demikian, dikhawatirkan “kekayaan mereka” tidak akan bisa bertahan lama.

Berbagai Kendala.

Untuk memperpanjang masa kejayaan mereka (minimal), dan untuk mendaya-gunakan kekayaan itu bagi pembangunan daerah (maksimal) agar kejayaan akan berlanjut untuk seterusnya, diperlukan berbagai upaya. Tapi apapun upayanya akan terkendala, baik dari masyarakat sendiri maupun dari interaksinya dengan pihak luar :

1. Saling curiga di antara anggota masyarakat ( juga kepada “penguasa”) sudah sedemikian parah, demikian juga terhadap pendatang kaya ;

2. Konsumtif, sangat menikmati (termasuk judi), suka pamer

3. Merasa kaya, menjadikan sikap mereka sangat individualis, sombong, tidak mau mendengar dan diberi tahu, apalagi diperintah ;

4. Kepemimpinan, dianggap mewarisi citra kepemimpinan masa lalu tak layak dipercaya (sekalipun pejabatnya sudah lain sama sekali) ;

5. Pedagang, penuh kehati-hatian untuk masuk wilayah ini. Citra masa lalu yang sarat ketidak-pastian tetap menghantui.

Peluang Perbaikan.

Keadaan di atas membuat para Kepala Desa sampai dengan Camat mengeluh berat. Namun bukan tidak ada peluang untuk memperbaikinya. Faktor yang membuka peluang antara lain adalah :

1. Lokasi tersebut kini menjadi tiga Kabupaten Baru, sehingga layak membangun CITRA BARU ;

2. Departemen Transmigrasi melancarkan Program KTM (Kota Terpadu Mandiri) untuk lokasi semacam ini ;

3. Cukup banyak anak transmigran menyandang predikat kesarjanaan, dan ber-internet, namun tidak dikembangkan, hanya menyadap karet.

4. Faktor dana tidak menjadi hambatan (saya, Roch Basuki ,ke wilayah ini justru diundang dan dibiayai oleh mereka).

5. Faktor perlawanan (dessident) terhadap pihak lain, tidak mungkin tumbuh di lokasi ini

6. (Mungkin) faktor pribadi saya yang berjuang bersama mereka dalam penderitaan, khususnya ketika masa paceklik panjang di tahun 1982, dapat diterima menjadi “komunikator informal” oleh mereka, untuk membantu Pemda.

Pendekatan Perbaikan.

Untuk memperbaiki keadaan umum tersebut dan menfasilitasi supaya masyarakat bisa bersinergi dengan Pemda diperlukan pendekatan khas yang sesuai dengan “riwayat hidup” mereka. Berdasarkan pengamatan dua kali menengok Batumarta di tahun 2008, saya berkesimpulan betapa pentingnya arti pendekatan bagi “orang-orang kaya” tersebut, yaitu :

1. MEMBERI. Siapapun yang hendak berinteraksi dengan transmigran, sebaiknya tidak menunjukkan sikap ingin mengatur atau menasehati. Disarankan, justru menunjukkan sikap “ingin memberi” (apapun).

2. EMPATI. Siapapun akan sulit berinteraksi dengan mereka bila tanpa “mengerti betapa penderitaan mereka alami dulu”. Penampilan yang disarankan adalah, banyak bertanya agar hati mereka terbuka untuk banyak cerita dan berharap kepada Pemda (selama ini mereka anggap tidak perlu bantuan dari siapapun).

Rekomendasi.

Rekomendasi ini disampaikan kepada semua pihak yang berinteraksi dengan para “orang kaya” di Batumarta Unit V, VI, VII, VIII, IX dan X yang kini bernama Kecamatan Madang Suku III, Kabupaten OKU Timur . (Sepertiga dari keseluruhan Batumarta).

1. Siapapun yang ingin masuk wilayah ini HARUS memperkuat posisi Pemda OKU Selatan, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat beserta anak-cucunya ke depan ;

2. Sebaiknya masyarakat Madang Suku III dibantu untuk membangun sendiri infrastrukturnya :

a. Tata-ruang (bersama Bappeda), supaya kebutuhan sayur dan hasil pertanian lain dapat dipenuhi sendiri, serta kegiatan olah raga dan budaya juga dapat dikembangkan

b. Tata Ekonomi (Koperasi), agar hasil karet maupun lainnya dapat dimaksimalkan rupiahnya serta penggunaannya, yang menjamin kepastian di masa depan

c. Tata Keuangan Daerah (Dispenda), agar perputaran uang daerah dapat dikelola dan dikembang kan peruntukannya

d. Terjadinya integrasi sosial antara Ex Batumarta dengan dusun di sekitarnya (Banding Agung, Nikan dan Surabaya)

e. Kepemudaan Meraih Masa Depan

f. Dan lain-lain program sesuai kebijakan Pemda OKU Timur

  1. Adanya Investor yang memasukkan teknologi pengolahan karet, agar masyarakat menjual hasilnya menjadi barang jadi, serta terbukanya lapangan kerja bagi para pemudanya.
  2. Adanya Konsultan bagi Pemda OKU Timur , untuk menjamin adanya kepastian keberhasilan (sesuai ukuran ketentuan Pemda).

Posting an Dengan Tujuan Membantu Bp Roch Basuki dan Bp Sarman As ( Kades Unit VI) dalam Perjuanganya Membangun Masyarakat Batu Marta Menuju Sebuah Kemajuan yang Berarti bagi Masyarakat Pemerintah Dan Negara

Tidak ada komentar: